Berita Publikasi Siaran Pers

Koalisi Anti Diskriminasi (KASAI) Riau dalam Peringatan 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP) 2018

Berbagai Komunitas dan Masyarakat di Pekanbaru Kampanyekan Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Kartini Siagian)

Tanggal 25 November diperingati sebagai awal dari 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP), ini adalah kampanye internasional untuk mendorong upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan di seluruh Indonesia. Kegiatan ini berlangsung selama 16 hari setiap tahunnya, mulai dari tanggal 25 November yang merupakan Hari Internasional Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan hingga 10 Desember yang merupakan Hari Hak Asasi manusia (HAM) Internasional.

Selain itu mengingat direntang waktu antara tanggal 25 November – 10 Desember banyak peringatan Hari Penting Internasional, seperti : Tanggal 1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia, Tanggal 2 Desember diperingati sebagai Hari Penghapusan Perbudakan, Tanggal 3 Desember diperingati sebagai Hari Penyandang Disabilitas Internasional, Tanggal 9 Desember diperingati sebagai Hari Anti-Korupsi Internasional dan 10 Desember diperingati sebagai Hari HAM Internasional.

Memilih rentang waktu tersebut sebenarnya adalah untuk menghubungkan secara simbolik antara kekerasan terhadap perempuan dan HAM, serta menekankan bahwa kekerasan terhadap perempuan merupakan salah satu bentuk pelanggaran HAM.

Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan membutuhkan kerja bersama dan sinergi dari berbagai komponen masyarakat untuk bergerak secara serentak, baik itu aktivis perempuan, aktivis HAM, Pemerintah, serta seluruh masyarakat secara umum. Untuk itu berbagai Komunitas di Kota Pekanbaru yang tergabung dalam Koalisi Anti diSkriminAsI (KASAI) Riau, yang terdiri dari YLBHI – LBH Pekanbaru, SERUNI, Himpinan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI), Rumpun Perempuan dan Anak Riau (RuPARi), ScaleUp, ODOV, Pusat Pengembangan Sumber daya Wanita (PPSW) Sumatra, Forum Mahasiswa Nasional (FMN), Yayasan Hutan Riau, Lembaga Swarna Lentera (LSL), Forum Aktivis PereMpuan Muda (FAMM) Indonesia, Organisasi Perubahan Sosial Indonesia (OPSI) Riau, Forum Komunikasi Keluarga Anak dengan Kecacatan (FKKADK) Provinsi Riau, Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI), Gerakan Mahasiswa Peduli Kabupaten Siak (GMPKS), dan YTNT melaksanakan serangkaian kegiatan peringatan 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP) 2018 yang sudah dimulai sejak tanggal 25 November 2018.

Diantaranya, Nonton Bareng dan Diskusi film yang berjudul “In the Time of the Butterflies”, dilanjutkan pada Tanggal 1 Desember Diskusi dengan tema “Hapus segala bentuk Kekerasan Struktural, wujudkan pemilu anti diskriminatif”, Tanggal 2 Desember KASAI Riau bersama Transpuan Riau menggelar Bakti Sosial berupa Pangkas Rambut Gratis di Panti Asuhan Kemuliaan-Pandau, Kemudian Tanggal 6 Desember Nonton Bareng dan Diskusi film yang berjudul “Angka Jadi Suara” serta 2 film yang menggambarkan tentang Kekerasan Terhadap Perempuan yang dihadiri oleh Ibu-Ibu dan dilaksanakan di Kantor Camat Pekanbaru Kota, dan Puncak kegiatannya adalah Kampanye dan Sosialisasi Anti Kekerasan Terhadap Perempuan di arena Car Free Day (CFD) Pekanbaru pada Ahad, 9 Desember 2018, tepatnya di Jalan Gajahmada di samping Kantor Kejaksaan Tinggi Riau.

Kegiatan Car Free Day (CFD) ini diawali dengan senam bersama yang dipandu oleh instrukstur senam, diakhir senam diselipkan Gerakan One Billion Rising. Gerakan One Billion Rising (OBR) secara global diinisiasi oleh seorang penulis dan feminis, Eve Ensler. Perempuan berusia 60 tahun ini berada di India ketika ide untuk membuat gerakan muncul dalam benaknya.

Judul One Billion Rising (OBR) ini diangkat sebagai simbolik saja,yang berarti bahwa ketika satu dari tiga perempuan di dunia mengalami kekerasan artinya ada satu milliar perempuan di dunia yang merasakan kekerasan.Tarian tersebut digunakan sebagai kendaraan menghantarkan pesan keadilan dan memecah diam diantara masyarakat, selain itu tarian dalam gerakan ini juga dianggap sebagai salah satu ekspresi pembebasan tubuh.

Pada kegiatan tersebut beberapa Komunitas yang tergabung di dalam KASAI Riau menyuarakan tentang betapa pentingnya kegiatan Peringatan 16 HAKTP ini mengingat dari tahun ke tahun angka kekerasan terhadap perempuan baik secara verbal maupun non verbal semakin meningkat, melalui kegiatan ini kita mendorong Upaya Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan di seluruh Indonesia, dan menagih DPR agar segera mengesahkan Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual, Kemudian dilanjutkan dengan berbagai kegiatan seni seperti Pembacaan Puisi dan beberapa nyanyian yang diiringi gitar akustik.Disepanjang acara panitia sudah menyediakan kain putih dan Cat Merah, dan mengajak pengunjung CarFree Day (CFD) Pekanbaru yang lewat untuk menempelkan cap tangannya menggunakancat merah tersebut sebagai bentuk mendukung Penghapusan Segala Bentuk Tindakan Kekerasan Terhadap Perempuan.

Mengajarkan Anti Kekerasan Sejak Dini kepada Anak. (Kartini Siagian)
Mengajarkan Anti Kekerasan Sejak Dini kepada Anak. (Kartini Siagian)

Menariknya, Panggung 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP) yang digelar oleh KASAI Riau ini juga bisa menjadi media belajar buat anak, karena tidak sedikit Orang tua yang membawa anak ke arena CarFree Day (CFD) Pekanbaru singgah dan mengajak anak untuk ikut menempelkan Cap Tangannya sebagai bentuk ikut mendukung Penghapusan segala tindakan Kekerasan. Memperkenalkan Anti Kekerasan sejak dini kepada anak dirasa penting, agar anak mengerti dan tidak hanya diam ketika menyaksikan atau kemungkinan buruknya bahkan menjadi korban kekerasan.

Sebagai penutup rangkaian kegiatan 16 HAKTP 2018 ini, Tanggal 10 Desember akan digelar Talkshow dalam rangka memperingati Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional dengan tema Mengejar Kepastian HAM yang diinisiasi oleh YLBHI – LBH Pekanbaru. Pada kegiatan ini Korban Pelanggaran HAM, dan beberapa orang yang terlibat langsung untuk mendampingi serta membela hak-hak korban pelanggaran HAM akan bicara sebagai Narasumber dan membagikan pengalaman-pengalaman pahit yang pernah mereka hadapi.Kegiatan tersebut terbuka untuk umum karena dirasa penting untuk menyadarkan masyarakat tentang Hak Asasinya sendiri, serta bagaimana menghargai Hak Asasi orang lain. (Kartini Siagian)

About the author

lbhpekanbaru

1 Comment

Click here to post a comment

  • ?KASAI, organisasi yg kegiatannya WAJIB didukung. Pemerintah seyogianya memfasilitasi organisasi ini.